Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » » Virtue Dragon Berulah Lagi, Empat Buruh Lokal di PHK

Virtue Dragon Berulah Lagi, Empat Buruh Lokal di PHK

Posted by Kenduri Tinta on Senin, 08 Agustus 2016


Belum juga masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan secara sepihak hingga kisruh uang pesangon diselesaikan. PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) yang ada di Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe kembali berulah. Beberapa waktu lalu, empat orang tenaga kerja lokal di PHK secara sepihak. Pemecatan keempat tenaga kerja lokal asli Morosi itu diduga karena keempatnya ikut dalam aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan ratusan pekerja beberapa minggu lalu. 

"Mereka semakin menebar ancaman bagi pekerja lokal, pagi tadi ada 4 orang karyawan yang di PHK secara sepihak oleh PT. VDNI karena berani melawan dan menyuarakan hak-hak karyawan melalui serikat buruh lokal kepada perusahaan," jelas Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Konawe (IPPMIK) Muhammad Ikram Pelesa kepada Sultra Watch beberapa waktu lalu.
Padahal, menurut Ikram, keempat orang tersebut adalah perintis dari investasi terbesar se-Asia itu. Dan, boleh dikata mereka adalah karyawan pertama di PT VDNI. Sehingga, lanjut Ikram, langkah pihak perusahaan memecat keempatnya karena perusahaan takut "borok" perusahaan akan terbongkar jika mereka terus bersuara.
"Mereka tau betul tentang dinamika perusahaan, mulai dari pergantian management sampai dengan membantu meloloskan para TKA ilegal dari Cina," kata Ikram.
Soal TKA Asal Tiongkok
Belum lagi soal  dugaan tindakan otoriter perusahan yang tidak memperbolehkan para pekerja lokal untuk membentuk serikat pekerja. "Jelas, ini bentuk penindasan. Padahal Serikat Buruh yang terbentuk sudah disetujui oleh pemerintah daerah. Kalau alasannya hanya karena perusahann tak dilibatkan. Itu alasana klasik," tutup Ikram.
Beberapa hari setelah gejolak soal Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang diduga illegal dipekerjakan di PT Virtue Dragon Nikel Industry mencuat. Beberapa pihak rame-rame mulai membatah soal hal itu.
Sebut saja Bupati Konawe, Kery S Konggoasa, Wakil Ketua DPD RI, Farouk Muhammad dan beberapa pihak lainnya.
Bupati Konawe, Kery S Konggoasa mengatakan, bahwa para TKA asal Cina yang sering terlihat di Bandara Haluoleo bukan tujuan  Mega Industri Konawe, melainkan salah satu perusahaan tambang yang ada di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Bahkan, katua Harian DPW PAN Sultra itu bahkan mengatakan para TKA asal Cina hanya numpang lewat saja.
Namun hasil penelusuran Sultra Watch di lokasi pembangunan smelter milik PT VDNI berbeda. Puluhan bahkan ratusan TKA asal Cina memang bekerja di kawasan tersebut. 
Lain juga dengan Wakil Ketua DPD RI, Farouk Muhammad. Beberapa waktu lalu dirinya dan rombongan dari pusat turun meninjau langsung soal penggunaan TKA yang diduga illegal itu. Ia mengakui memang ada beberapa TKA asal cina yang bekerja di PT VDNI  diduga secara illegal. Namun, kata dia, hal itu masih bisa dimaklumi.
"Bukan kami yang membuat aturannya, tapi kami bisa memaklumi pemerintah sekarang mengambil kebijaksanaan bahwa kerja ini proyek, ok silahkan jalan ini proyek sambil ini prosesnya jalan,"ungkapnya saat diwawancarai usai melakukan rapat mengenai TKA bersama instani terkait dan pihak perusahaan di aula kantor gubernur Sultra (27/7).
Parahnya, menurut penelusuran Sultra Watch dan informasi yang dihimpun dari beberapa sumber. TKA Asal Cina yang bekerja di Morosi tak semuanya bekerja sebagai teknisi. Tapi juga bekerja sebagai buruh kasar.
Maraknya TKA Asal Tiongkok yang bekerja di Sultra dan Khususnya Konawe juga memacing tokoh nasional Yuzril Ihza Mahendra angkat bicara. Ia mengatakan, sejak dulu dirinya selalu menyoroti soal "serbuan" TKA asal Tiongkok. Tak hanya di Sultra, kata Yuzril, di beberapa daerah lain juga sama.
Namun lagi-lagi, kata dia, serbuan TKA asal Tiongkok ini tak lepas dari lemahnya pemerintah pusat hingga daerah dalam mengawasi aktifitas TKA yang ada. Belum lagi soal lemah dan bebasnya Pasor  TKA asal Tionkok ini. Hingga dengan mudah para TKA masuk.
Menurut Yuzril, kasus yang sering ia temukan dalam masalah TKA ini adalah soal visa yang digunakan. Apakah kedatangannya hanya untuk kunjungan, wisata atau bekerja. Kebanyakan, kata Yusril, para TKA yang datang menggunakan visa wisata atau visa kunjungan tapi nyatanya mereka juga bekerja. Agar tidak ditangkap oleh petugas, lanjut dia, biasanya perusahaan yang mempekerjakan TKA ini meroling TKA.
"Nanti setelah tiga bulan atau lebih mereka yang tak memiliki visa kerja dipulangkan. Dan kembali di datangkan TKA baru lagi. Ini susahnya, misalnya pemerintah mencatat ada 1000 TKA datang. Tapi saat mau dipulangkan, jumlahnya tidak sampai 1000. Jadi pertanyaan, sisahnya dikemanakan," kata Yuzril saat ditemui Sultra Watch di Kendari.
Yusril juga mengungkap salah satu hal yang ditemukan dibeberapa daerah berbeda. Ia mengatakan, ada juga modus perusahaan dengan menyembunyikan para TKA asal cina ini.
"Itu kalau teman-teman lihat, saat Menteri Kenaga kerja, Pak Hanif langsung melakukan sidak dan menemukan para TKA yang tinggal di hutan. Inikan bukti, bahwa modus perusahaan dalam mempekerjakan TKA asal Cina itu banyak," katanya.
Persis seperti yang dikatakan Yuzril, menurut penelusuran dan sumber Sultra Watch di Morosi, tenaga kerja asing asal cina mendominasi proyek pembangunan smelter milik PT VDNI, jumlahnya kurang lebih sekitar 400 hingga 500 orang.
Jurnalis Sultra Watch berhasil masuk hingga didalam lokasi ke tempat penampungan TKA asal cina. Mereka ditempatkan disebuah rumah mirip kos-kosan. Ada sekitar 12 rumah yang disiapkan. Aktifitas didalam base came pekerja asal cina tampak rame. Para TKA dengan bahasa mandarin tampak berbincang.
Menurut sumber Sultra Watch, keberadaan ratusan TKA asal cina ini diduga illegal, tak mempunyai visa kerja di Indonesia, mereka hanya memiliki visa wisata selama 3 bulan.
Jika ada petugas dari imigrasi yang datang, para TKA ini disembunyikan oleh perusahaan di hutan dekat pembangunan PLTU. Bahkan, sumber Sultra Watch mengaku membantu menyembunyikan TKA.
Kenapa harus disembunyikan? Tanya jurnalis SW kepada sumber. "Mereka illegal mungkin, makanya disembunyikan," kata sumber.
Sumber menyebut, mobilisasi Para TKA ini dilakukan hampir setiap hari, jumlahnya perhari yang datang juga cukup banyak. "Setiap hari ada TKA Asing Kerja tiap hari 60 orang yang masuk. Baru-baru ini saja ada," kata sumber.
Menurut Yuzril, bebas masuknya TKA asal Tiongkok ke Indoensia mulai membuat resah penduduk lokal di beberapa daerah. Ia mengatakan, fenomena ini adalah dampak dari lemahnya pengawasan pemerintah dan bebas visa masuk para TKA ke Indoensia. (***)

SHARE :
CB Blogger

3 komentar

Unknown 9 Agustus 2016 pukul 06.45
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown 9 Agustus 2016 pukul 07.03

sy pun terkena imbas PHK ��. di saat uu pelanggaran berlaku hanya untuk sy namun tidak berlaku untuk TKA .padahal kasus nya mirip mirip sama. di situ kadang sy merasa sedih .. selama ketidakadilan masih tertanam di tanah morosi selama itu juga tidak akan ada kedamaian.kami sudah ada sebelum bangunan2 itu berdiri, tanpa perintis tidak akan ada generasi .��

Unknown 10 Agustus 2016 pukul 02.47

Terimakasih Asty Tosepu atas atensinya. Sebelumnya, terimkasih juga sudah mengunjungi laman blog saya. Jangan lupa bagikan yak. Kemudian lagi, jika mba punya informasi lanjut tentang masalah Virtue Dragon. Mohon dikirim ke Email saya. terimkasih.

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Kenduri Tinta. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger